BENGKALIS, SINKAP.info – Kepala Lapas Kelas IIA Bengkalis Muhammad Lukman, memberikan keterangan persnya kepada sejumlah wartawan, pasca peristiwa meninggalnya warga binaan Lapas atasnama Agus Mustari Bin Abdullah (31) warga Jalan Kartini, Kecamatan Bengkalis, Selasa (28/5).
Sebelum Agus Mustari mengembuskan nafas terakhir, sempat mendapat perawatan di RUSD Bengkalis. Yang bersangkutan Agus ini mengeluh demam tinggi. Dan beberapa hari sebelumnya juga, yang bersangkutan punya masalah di kamar besar, yang sel itu dihuni 40 orang warga binaan.
Untuk mengantisipasi hal itu, petugas Lapas terpaksa harus mengasingkannya dari blok C ke trap sel. Karena, yang bersangkutan bermasalah, dikarenakan Lodes (menipu orang, tapi menjual nama orang lain), mengatasnamakan teman-teman di Blok C.
“Kondisinya tampak gelisah dan meracau. Soal luka dibagian kepala memang ada nah ini yang sedang kami dalami. Kemungkinan bisa terjadi penganiayaan sesama temannya,”ujar Muhammad Lukman.
Ditanya soal adanya pemukulan dalam kasus ini, Muhammad Lukman mengatakan, hal ini akan didalami. Namun, dirinya berharap hal masalah ini tidak panjang.
Muhammad Lukman juga mengatakan, luka lebam dibagian pelipis mata ini tentunya menjadi pendalaman pemeriksaan nantinya.
“Beri kami kesempatan untuk melakukan pemeriksaan lebih mendalam, yang jelas yang bersangkutan bermasalah di dalam Lapas dan diasingkan,” ujarnya.
Untuk binaan lapas yang bermasalah, ini diasingkan dan biasanya dimasukkan trap sel selama 6 hari, jika hukuman itu sudah cukup maka dikembalikan lagi ke kamar sel besar.
“Soal dugaan adanya pemukulan, dalam waktu secepatnya hasil pemeriksaan diinformasikan. Tapi yang jelas, saya tegaskan tidak ada satu petugas kita yang melakukan tindak kekerasan. Namun ini dilakukan narapidana lain, atau kekerasan dari teman sendiri,” jelasnya lagi.
Kondisi lapas, sebelum trap sel apa sudah demam? Kita peroleh kondisinya tidak sehat dan melakukan pelanggaran tata tertib di dalam lapas.
Trap sel pengawasan, bagian dari proses pemeriksaan. Pemeriksaan kondisi keadaan di dalam, petugas tidak ada yang berbuat. Kadang kita tidak bisa awasi 1×24 jam. Pasti teman-teman paham.
Ini dalam pemeriksaan, secepatnya akan didapati, pemeriksaan mendalam, tidak ada satupun petugas yang melakukan tindakan kekerasan. Mengarah dua karena stres, karena adanya tekanan dan melakukan tindakan sendiri atau dilakukan oleh narapidana yang lain.
Diawasi 9 Petugas Jaga
Dalam masalah ini, sambung Muhammad Lukman, informasi tentang luka dibagian pelipis yang bersangkutan akan tetap didalami. Soal Trap Sel ini, tentunya sudah sesuai dengan Standar Opersional Prosedur (SOP), dimana harus mengamankan yang bersangkutan dari dalam kamar besar ke pengasingan (Trap Sel).
“Lapas kita dijaga sebanyak 9 orang petugas. Itu mengawasi hampir 1.700 an warga binaan, yang rekan-rekan sudah mengetahuinya jika Lapas Bengkalis ini sudah over kapasitas. Dalam masalah ini juga, ada dua kemungkinan terjadi, pertama itu yang bersangkutan stres atau tidak tahan tekanan. Kedua, melakukan tindakan sendiri atau dilakukan oleh narapidana yang lain,”ungkapnya.
Soal pengawasan Trap Sel, sambung Muhammad Lukman, tentunya pemeriksaan yang mendalam bagian dari proses pemeriksaan. Pemeriksaan kondisi bagiamana keadanya di dalam.
“Saya pastikan tidak ada petugas yang berbuat, ada dua kemungkinan terjadi, pertama itu yang bersangkutan stres atau tidak tahan tekanan. Kedua, melakukan tindakan sendiri atau dilakukan oleh narapidana yang lain. Kadang kita tidak bisa awasi 1×24 jam. Pasti teman-teman paham kondisi Lapas Bengkalis,”ucapnya.
Komentar