Ekraf Terdepan Sebab Digitalisasi, Solusi BRIlian Tumbuhkan Ekonomi

Bisnis303 Dilihat

EKONOMIKegentingan globalisasi pada hari ini hadir karena resesi yang dirasakan oleh seluruh dunia. Resesi merupakan suatu kondisi dimana terjadinya penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan. Negara yang dipastikan terdampak akan resesi ekonomi diantaranya adalah Amerika Serikat, Inggris Dan China.

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani dalam beberapa kesempatan, menyampaikan pandangannya terkait resesi yang mangancam dunia (4/12/2022).

“Resesi bukan tidak mungkin terjadi di Amerika Serikat. Pada tahun 2022 dan 2023 Eropa juga kemungkinan terjadi resesi”, kata Sri Mulyani.

Oleh karena itu tak terkecuali Indonesia, resesi menjadi momok yang serius dan menakutkan bagi semua negara. Buruknya dampak akan resesi akan mengakibatkan terganggu stabilitas ekonomi negara, meningkatnya jumlah pengangguran, dan menurunya pendapatan perusahaan swasta maupun milik negara.

Pandangan yang sama juga disampaikan Presiden Jokowi pada 10 januari 2023. Jokowi menyampaikan kekhawatirannya akan resesi.

“Tahun 2022 kemarin adalah tahun yang sangat sulit bagi dunia maupun bagi seluruh negara, kita berharap Indonesia tidak terkena imbas resesi global ” ujar Presiden Jokowi.

Kemudian jokowi berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di atas 5 %. Ekonomi Indonesia tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31 %, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70 %.

Salah satu dari unit ekonomi nasional yang membantu perkembangan ekonomi nasional adalah keberpengaruhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM juga dipercaya memiliki ketahanan ekonomi yang tinggi sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian.

Peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga mencapai 60,5%, dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan upaya yang dilakukan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan, bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan serta daya saing UMKM.

Salah satu dari banyak jenis UMKM yang hari ini menjadi peluang besar adalah ekonomi kreatif (ekraf). Ekonomi kreatif tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang ekonomi kreatif. Di dalam UU tersebut, ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Berdasarkan pengertian ekonomi kreatif yang berasal dari UU No 24 Tahun 2019, maka bisa dikatakan bahwa ekonomi kreatif tidak bisa dilepaskan dari warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Oleh sebab itu, kekayaan warisan budaya Indonesia bisa dijadikan sebagai ekonomi kreatif yang bisa membuat kebudayaan Indonesia dikenal oleh luar negeri sekaligus memajukan perekonomian. Hal ini bisa dilakukan jika sumber daya manusianya mempunyai ide-ide kreatif.

Ekonomi kreatif atau yang lebih dikenal dengan ekraf menjadi sektor pada umkm yang sedang berada pada levelnya. Pasalnya Pengolahan dan pengembangan ekraf semakin kesini semakin membaik, tidak main-main potensi ekraf itu sendiri pada sektor umkm sangatlah besar.

Contoh usaha ekraf adalah: periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, dan televisi.

Urgensi Masalah Pada Ekraf Kurangnya modal usaha

Modal memang menjadi masalah utama dalam keberlangsungan sebuah usaha, namun solusi akan masalah modal dirasa sudah teratasi dengan program yang sudah disiapkan oleh BRI, Program pinjaman usaha yang berbagai macam juga terdapat disalah sau perusahaan milik Negara terbaim di Indonesia yaitu BRI. Mulai dari pinjaman micro, pinjaman KUR, pinjaman kupedes, pinjaman kecil dan menengah dan pinjaman program. Program pinjaman usaha tersebut menjadi solusi konkret dari masalah modal. BRI secara nyata juga memberikan kontribusi aktif kepada pelaku UMKM melalui program yang mendapatkan pengharaan secara terus menerus yaitu program KUR dan CSRnya.

Rendahnya  pemahaman dan kemampuan digitalisasi

Pada 2022, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat baru ada 32,44% dari 64 juta unit UMKM yang telah memasuki ekosistem digital. Rendahnya angka UMKM yang  masuk digitalisasi memberikan dampak buruk kepada kurangnya pengetahuan tentang cara mengembangkan usaha terlebih dunia ekraf. Tidak ada inovasi produk, dan yang paling penting adalah kurang memahami pemasaran digital.

Solusi akan buruknya pemahaman dan kemampuan digitalisasi adalah dengan program khusus digitalisasi saya ajukan yang disebut dengan 4 M.

Program 4M tersebut adalah: Menyimak dengan digitalisasi, Mengolah dari digitalisasi, Mengemas merujuk digitalisasi, dan Memasarkan dengan memenfaatkan digitalisasi.

Melek digital akan memberikan perubahan nyata untuk kebangkitan ekraf, terutama perkembangan konomi bangsa ini. Bersama BRI UMKM Bangkit ! Digital Cerdas Ekraf BRIlian !

Penulis: Khayril zumardi