LSM EKA Inisiasi Program Restorasi Lahan Gambut di Sungai Tohor

MERANTI, Sungai tohor (SI) – Pergantian musim panas memasuki musim penghujan untuk wilayah Riau dan sekitarnya, Intensitas curah hujan juga mulai tinggi, titik-titik api mulai menurun drastis dan ini merupakan waktu terbaik untuk melakukan penanaman pohon. Musim penghujan ini dimanfaatkan betul oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Ekonomi Kreatif Andalan (LSM EKA) untuk bergeliat menginisiasi program restorasi lahan gambut di desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti.

Albanik selaku Ketua EKA mengatakan “kita telah menginisiasi program restorasi lahan gambut skala kecil berbasis pemberdayaan masyarakat sebagai contoh di tempat ini. Bulan ini kita menanam 100 pohon Sagu serta menanam 200 bibit pohon alam diantaranya bibit Selumar, Resak, Sampinur, Punak dan beberapa pohon lokal lainnya di lokasi restorasi yang kami inisiasi tersebut. Bulan depan kita akan lanjutkan penanaman ini dengan target 2000 pohon di lokasi yang sama”. Ucap Albanik kepada media Sinkap, Senin (21/10)

Sementara itu Abdul Manan selaku penasehat EKA juga mengungkapkan ” kita memiliki lokasi seluas 3 hektar untuk kita pulihkan dengan skema restorasi, pada bagian depan lokasi tersebut kita tanam dengan tanaman sagu sebagai tanaman dengan fungsi ekonomi, sedangkan bagian selanya kami tanam dengan berbagai bibit kayu alam” terang Manan.

“Bibit yang kita tanam ini, kita upayakan untuk dirawat selama 3 tahun agar kawasan ini bisa kembali memiliki fungsi ekologis untuk masyarakat dan makhluk lainnya. Kita berharap ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk mengembangkan pola yang sama di masing-masing lahan masyarakat. Kita berterima kasih karena inisiasi ini juga didukung oleh teman-teman dari luar seperti  PM Haze dari Singapura” jelas Manan

“Beberapa bulan lalu kita memulai pembibitan kayu alam di desa untuk digunakan dalam kegiatan restorasi lahan gambut ini. Selain itu kita juga bangun pondok kerja restorasi dan memperbaiki dua sekat kanal di sungai kekat ini. Hal ini merupakan langkah awal yang baik buat kita bisa membangun inisiatif lokal. Semoga kita bisa terus kembangkan program ke sektor-sektor lainnya termasuk sektor pertanian. Lokasi Restorasi ini juga kita dorong menjadi lokasi wisata edukasi untuk mengenal gambut kedepannya” Ujar Abdul Manan.

Restorasi gambut adalah sebuah upaya pengembalian kawasan gambut dengan skema yang kompleks melalui pendekatan observasi, riset, penanaman pohon lokal sebagai upaya untuk memperbaiki kawasan yang telah terdegradasi serta membangun sekat kanal sebagai upaya mempertahankan tanah gambut agar tetap basah. Diberbagai tempat di Indonesia upaya ini telah dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga lokal dan lembaga internasional.

“Kita semua berharap Kawasan gambut di tempat kita juga bisa  kembali memiliki fungsi ekologis sekaligus fungsi ekonomi bagi masyarakat lokal dengan pengelolaan yang mengedepankan keberlanjutan dan berbasis masyarakat untuk kemaslahatan bersama”. harap Abdul manan (DIY)

Komentar